Minggu, 15 Januari 2012

Mereformasi Generasi Penerus yang Beradab dan Berbudaya


Mereformasi Generasi Penerus yang Beradab dan Berbudaya*
Oleh Achmad Farchan**

Bagaimanapun juga bangsa ini harus mengakui bahwa nilai-nilai kesopanan dan kesantunan generasi penerus, berangsur-angsur mulai pudar. Keramahan bangsa Indonesia perlahan terkikis bersamaan tergerusnya nilai-nilai moral lain. Sehingga bangsa (baca: generasi penerus) ini sulit menjadi bangsa yang maju, beradab dan berbudaya. Sulit sekali saat ini menemukan generasi muda yang menjunjung nilai-nilai kesopanan dan kesantunan.
Fenomena itu menunjukkan bahwa, bangsa ini telah menjadi bangsa yang suka mengabaikan etika. Bahkan di dalam pikirannya telah dipenuhi dengan nilai-nilai pragmatisme daripada kolektivisme yang tak membawa keuntungan. Nilai-nilai pragmatisme ini memupuskan kuncup-kuncup moral yang sebelumnya menjadi bagian keseharian manusia Indonesia.
Generasi penerus yang beradab dan berbudaya adalah yang memiliki unggah-ungguh dalam berperilaku dengan menjunjung kebaikan dan kejujuran serta mengamalkan kesopanan dan kesantunan sebagai bentuk pengaktualisasian diri.
Memang tidak mudah membangun kembali generasi penerus sebagai generasi bangsa yang beradab dan berbudaya. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa kerinduan terhadap generasi penerus yang diidamkan akan terwujud kembali. Semua ada karena proses.
Oleh karena itu, upaya yang semestinya dilakukan oleh semua pihak untuk mereformasi generasi penerus adalah pertama, sejak usia dini mereka harus diperkenalkan dengan pendidikan moral sebagai landasan keberadaban dan kebudayaan. Pendidikan moral ini dapat ditanamkan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Di lingkungan keluarga misalnya dengan mengajarkan nilai-nilai moral yang diajarkan agama, dengan asumsi bahwa semua agama mengajarkan kebaikan moral, akhlak dan etika. Di sekolah mulailah diajari prinsip-prinsip moral dengan metode formalistik. Kemudian di lingkungan masyarakat diarahkan untuk bersosialisasi kearah yang positif, sebagai wujud pengamalan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Kedua, Adanya suri tauladan. Generasi penerus bangsa membutuhkan figur-figur panutan. Sedikit sekali yang bisa menjadi teladan di negeri ini, padahal figur yang baik tentu akan menuntun generasi penerus kearah kebaikan.
Ketiga, Peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini ditekankan pada pembentukan akhlak yang meliputi kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional. Dalam hal ini, pendidikan perlu berorientasi pada pendidikan nilai (value education), yaitu pendidikan yang tidak hanya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tapi juga nilai-nilai Ketuhanan dan kemanusiaan.

* Dimuat Buletin Express Unnes Volume IX No. 28
** Mahasiswa  Jurusan Teknologi Pendidikan 2011




CURRICULUM VITAE
Nama                           : Achmad Farchan
Tempat, Tgl Lahir       : Jepara, 29 Oktober 1992
NIM                            : 1102411049
Jurusan                        : Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, S1
Fakultas                       : Ilmu Pendidikan (FIP)
Angkatan                    : 2011


Pengalaman Organisasi           : a. Ka. Biro Administrasi Rumah Tangga UKM Penelitian UNNES 2012
                                                b. Staaf Dept. Luar Negeri BEM FIP UNNES 2012
                                                 c. Ketua Umum Organisasi Siswa Intra sekolah (OSIS) Tahun
                                                      2010/2011
                                                  d. Pimpinan Umum Redaksi Majalah Sekolah Tahun
      2010/2011
  e. Pimpinan Umum Redaksi Buletin Sekolah Tahun
      2010/2011
  f. Wakil Sekretaris Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)
      Pimpinan Anak Cabang Kec. Nalumsari Tahun 2011-
      Sekarang.
E_mail                                     : tp11049.achmadfarchan@gmail.com
No. Telepon/ Hp                     : 087831553894